Sunday 3 January 2016

Kebakaran Awal 2016: Dipicu Percikan Kembang Api

Di awal 2016, terjadi dua kebakaran besar yang diduga dipicu oleh percikan kembang api, yakni RS Dr Soeharsono Banjarmasin dan rumah adat berusia ratusan tahun di Toba Samosir, Sumatera Utara.
Tersulut Kembang Api, RS Dr Soeharsono Banjarmasin Terbakar
BANJARMASIN, KOMPAS — Bangunan Rumah Sakit Tingkat III Dr Soeharsono, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (1/1) dini hari, terbakar. Kebakaran yang menghanguskan hampir separuh ruangan rumah sakit tersebut diduga akibat tersulut kembang api dan petasan.
Petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang menghanguskan Rumah Sakit Tingkat III Dr Soeharsono, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (1/1) dini hari. Penyebab peristiwa yang terjadi saat pergantian tahun tersebut masih dalam penyelidikan. Sementara sejumlah pasien di rumah sakit tersebut dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang menghanguskan Rumah Sakit Tingkat III Dr Soeharsono, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (1/1) dini hari. Penyebab peristiwa yang terjadi saat pergantian tahun tersebut masih dalam penyelidikan. Sementara sejumlah pasien di rumah sakit tersebut dievakuasi ke rumah sakit terdekat. (Antara/Herry Murdy Hermawan)
"Dugaan sementara, penyebab kebakaran adalah percikan api dari petasan dan kembang api yang jatuh ke atas bangunan rumah sakit. Sebab, menurut keterangan petugas jaga saat itu, banyak yang bermain petasan dan kembang api di sekeliling rumah sakit. Api pertama kali juga muncul dari bagian atas bangunan," kata Kepala RS Tingkat III Dr Soeharsono, Banjarmasin, Letnan Kolonel M Wicaksono di Banjarmasin, Jumat.
Menurut Wicaksono, api mulai terlihat oleh petugas jaga pada pukul 00.20 Wita dari bagian atap ruang operasi yang berada di antara blok perkantoran dan blok wira (blok rawat inap). Api merambat dengan cepat di bagian atas bangunan karena atap bangunan terbuat dari sirap. Api kemudian merambat ke blok perkantoran dan blok wira.
Kebakaran ini mengakibatkan dua blok bangunan rumah sakit yang berada paling depan hangus dilalap api. "Ruangan yang hangus terbakar antara lain kantor, apotek, koperasi, kantin, toko swalayan, kamar operasi, kamar rawat inap pasien bedah, dan kamar rawat anak," kata Wicaksono.
Akibat kebakaran yang menghanguskan dua blok bangunan, sebagian pasien harus dievakuasi ke tempat lain. Dari sekitar 20 pasien yang menjalani rawat inap, 6 orang dibawa ke luar rumah sakit, yakni 2 orang dievakuasi ke RSUD Ulin, 1 orang ke RS Suaka Insan, dan 3 orang dibawa pulang ke rumah karena kondisinya sudah membaik.
Wicaksono menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini. Api yang melalap bangunan rumah sakit baru bisa dipadamkan petugas pemadam kebakaran Kota Banjarmasin dua jam kemudian, pukul 02.30.
"Total kerusakan bangunan sekitar 50 persen dari seluruh bangunan rumah sakit, terutama di bagian atap dan plafon, serta isi dari setiap ruangan. Kerugian ditaksir Rp 24 miliar," ujarnya.
Meski dugaan kuat sementara ini penyebab kebakaran adalah percikan api dari petasan dan kembang api, pihak TNI Angkatan Darat selaku pengelola rumah sakit tetap menunggu hasil penyelidikan kepolisian. "Kami masih menunggu hasil penyelidikan tim laboratorium forensik untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran," katanya.
Menurut Kepala Penerangan Korem 101/Antasari Mayor Iskandar Muarif, tim Laboratorium Forensik Polri dari Surabaya, Jawa Timur, belum tiba. (JUM)
Kompas, Sabtu, 2 Januari 2016
Rumah Adat Terbakar
Obyek Wisata Sejarah Ludes Terkena Kembang Api
SAMOSIR, KOMPAS — Empat rumah adat Batak yang berusia ratusan tahun dan balai penenunan di Desa Wisata Jangga Dolok, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Jumat (1/1) malam, ludes terbakar. Api diduga berasal dari kembang api yang dinyalakan anak-anak warga setempat.
Sejumlah saksi mata, Sabtu, mengungkapkan, kembang api itu meledak di udara dengan suara keras, lalu apinya mengenai atap ijuk salah satu rumah adat dan langsung terbakar. Dalam sekejap api menghanguskan rumah itu, kemudian merambat ke tiga rumah adat lain yang letaknya berderetan. Dari sana, api itu menjalar lagi dan menghanguskan balai penenunan pula.
Hadi, warga Jangga Dolok, menuturkan, saat keluar rumah, dirinya melihat api sudah melalap atap rumah adat yang berada di ujung kanan. Warga mencoba memadamkan api, tetapi tidak berhasil. Api dengan cepat merambat ke tiga rumah adat lainnya dan balai penenunan.
Penjabat Kepala Desa Jangga Dolok Rapidin Manurung, yang rumahnya ikut terbakar, sangat terpukul dengan peristiwa ini. Rumah Rapidin yang berada di ujung kiri dari deretan rumah adat rata dengan tanah. Seluruh isi rumah pun ludes.
"Mobil pemadam kebakaran memang datang, tetapi seluruh rumah sudah terbakar, jadi tinggal memadamkan puing saja," kata Rapidin. Istri Rapidin terguncang dan belum bisa ditemui.
Tidak menuntut
Kepala Polsek Lumbanjulu Ajun Komisaris Hermansyah mengatakan, polisi sudah menerima surat pernyataan dari para korban untuk tidak menuntut pelaku mengingat mereka masih anak-anak. Dengan dasar itu, polisi tidak meneruskan kasus ini.
"Kami menyayangkan peristiwa ini karena warisan budaya pun hilang. Namun, bagaimana lagi, pelakunya juga anak-anak desa setempat," kata Hermansyah. Desa Wisata Jangga Dolok adalah desa wisata terkenal di dekat Danau Toba yang merupakan obyek wisata yang menarik bagi wisatawan asing dan domestik.
Sementara itu, Tim Laboratorium Forensik Polri dari Surabaya, Jawa Timur, didatangkan untuk menyelidiki musibah kebakaran Rumah Sakit Tingkat III Dr Soeharsono Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran yang menghanguskan hampir separuh bangunan rumah sakit itu.
Hari Sabtu, Tim Labfor Polri bersama aparat Polresta Banjarmasin melakukan penyelidikan di lokasi kebakaran. "Kami mengambil abu, kabel, sekring, dan lelehan di atap untuk dianalisis guna mengetahui penyebab kebakaran. Perlu waktu seminggu menganalisis sampel ini," ujar Ketua Tim Pemeriksa Kebakaran RS Dr Soeharsono Banjarmasin Ajun Komisaris Besar Sudi Haryono.(WSI/JUM)
Kompas, Minggu, 3 Januari 2016

No comments:

Post a Comment